Jumat, 24 Februari 2012

Another Love Story (2)

Weww.. kisah - kisah cinta dimulai lagi.. semakin mirip chicken soup saja.. :) Ada ayamnya, ada wortelnya, ada kuahnya.. macam - macam rasa.. Hehehe... Kalau sebelumnya berupa cerita (agak) pendek, maka love story yg ini benar - benar cerita pendek. Cukup 1x edit posting.. Hohoho.. Yup, this is the story..



Keduanya sudah menikah hampir 2 tahun, belum memiliki anak. Keduanya sama - sama bekerja & sudah berada pada level menengah namun beda perusahaan. Istri bekerja pada perusahaan berskala besar, sedangkan suami bekerja pada perusahaan berskala menengah. Sebelum menikah pun mereka sudah berkomitmen tidak mempermasalahkan hal tersebut meskipun gaji istri lebih besar.

Di awal pernikahan semuanya baik - baik saja dan sampai sekarang pun tidak pernah ada masalah finansial yang menjadi perkara cek cok. Everything is done well. Setiap hari terasa bagai honeymoon. Mereka memang belum mempunyai rumah sendiri sehingga tinggal di rumah orang tua istri. Kondisi ini dirasa malah menguntungkan bagi suami karena dia harus ditugaskan ke luar kota selama 1 tahun. Mereka berusaha tegar dan menerima keadaan sebagai suatu cobaan & kesempatan untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Saling komunikasi dan bertemu sebulan sekali menghabiskan waktu berdua menjadi aturan wajib bagi mereka.

Awalnya semua baik - baik saja hingga pertengahan tahun. Posisi istri yang sudah memegang jabatan mengharuskan istri bekerja lebih lama dan lebih keras. Hubungan komunikasi semakin jarang dilakukan. Istri yang biasanya sms atau telpon mengkhawatirkan suaminya kini menjadi hanya 3x menghubungi dalam sehari. Keadaan yang sama juga dialami oleh suami. Tanggung jawab yang lebih besar membuatnya sulit berkomunikasi dengan istri.

Saat - saat pulang kerja tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh mereka. Saat suami menghubungi, istri sedang sibuk mengerjakan tugas atau istirahat hingga malas membalas. Saat istri merasa rindu dan mencoba menghubungi suami, yang di dapat adalah suara wanita yang menjawab "nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan area". Sms yang dikirim mengeluarkan report "pending".

Istri yang mulai jenuh dengan keadaan tersebut mulai melakukan kebiasaannya sebelum menikah, yaitu online & browsing. Tak disangka, suami yang dulunya kurang suka bermain internet malah menjadi sering online. Suatu ketika, saat suami jenuh dengan pekerjaan, dia mencoba melepas rindu dengan mengirim pesan kepada istrinya. Detik berganti menit, menit berganti jam, namun tak ada satupun balasan dari pesan yang dikirim. Suami merasa jengah dengan perasaan galau memikirkan sedang apa istrinya. Dia membuka laptopnya dan berganti status menjadi "online".

Ada seorang wanita yang juga berstatus online di daftar temannya. Wanita cantik yang selama ini selalu menggodanya. Wanita yang selalu bisa membangkitkan gairahnya. Betapa terkejutnya dia ketika status wanita itu online. Mukanya merah padam menahan amarah dan rindu. Betapa jengkel hatinya mengetahui istrinya online. Di-update-lah status curahan hatinya. Istri menangkap gelagat amarah pada suaminya. Istri balas meng-update status berisi pembelaan & maaf.

Kedua insan tersebut menjadi offline dan beranjak ke kamar tidurnya masing - masing. Berselimut kain, mereka mencoba memejamkan mata menghindari perasaan resah. Istri merasa sangat bersalah karena telah menelantarkan perhatian suaminya. Suami merasa diacuhkan & berfikir untuk mencari pelampiasan. Istri bangkit dari tidurnya. Ia meraih ponsel di sebelahnya dan segera menelpon suami. Terdengar bunyi tut..tut..tut... Berkali - kali sms dikirimkan hanya berbalas laporan "pending". Hati istri berdebar kencang, nafasnya memburu, segala macam pikiran berkecamuk dalam kepalanya. Ia bangkit dari ranjangnya. Berjalan mondar - mandir di dalam kamar hanya bergaunkan satin. Ponsel kesayangannya terus berada di genggaman, berharap ada kelanjutan kabar dari suaminya.

Suami membolak - balik badannya sambil melihat ponsel Tab-nya. Nampak layar hitam karena dimatikan sedari tadi. Suami bangun dan merapikan bajunya. Ia memakai jaket jins modisnya dan mengambil kunci mobil kesayangannya. Ia beranjak mendekati pintu apartemennya. Dibuka perlahan kenop pintu agar tidak menimbulkan suara berisik pada dini hari. Ia berjalan menuju parkir basement apartemen. Dalam pikirannya terlintas cara - cara mengusir resahnya. Suami masuk ke dalam mobil, bersiap untuk menstarter.

Saat akan menghidupkan mobil, suami teringat kembali momen dimana ia dan istrinya tertawa bersama, memasak bersama, & menghabiskan setiap malamnya dengan penuh kebahagiaan. Daaakkkk.... Suami memukul setir mobil agar ia sedikit merasa lega. Bukan rasa lega yang di dapatnya, namun air mata malah mengalir deras dari kedua matanya. Suami tak mampu mencari alasan kenapa istrinya berbuat seperti itu. Dia tak habis pikir. Dalam kekalutannya, dia berusaha keras mengumpulkan sisa-sisa kepercayaan diri yang dimilikinya. Suami keluar dari mobil dan kembali masuk ke apartemen.

Di dalam apartemen, dia langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa empuk depan TV. Suami menutup kedua mata dengan lengan yang sudah lunglai akibat sakit hatinya. Dia mencoba berfikir rasional agar perkawinannya tetap berjalan dalam ikatan suci di hadapan Tuhan. Tak ada satupun yang dapat dilakukannya pada pagi itu hingga akhirnya suami terlelap dalam sembab air mata.

Esoknya, istri mengambil cuti dari tempat kerjanya. Dia mempersiapkan pakaiannya dalam acara liburan panjang yang telah dipersiapkan secara mendadak. Ia membayangkan berbagai tempat menarik untuk dikunjungi dan mencoba berbagai ekperimen posisi saat bercinta. Dua tiket pesawat tujuan ke Bali dimasukkan dengan rapi ke dalam kantong dompetnya. Istri memakai pakaian terbaiknya sehingga memancarkan aura cantik & sexy sebagai wanita.

Di dalam mobil menuju bandara, dia memperhatikan lelaki yang berada di sebelahnya. Sepanjang perjalanan, istri terus menempelkan kepalanya di pundak lelaki itu. Ucapan terima kasih & pujian terus mengalir dari bibir indah istri. Dalam hati istri, berkecamuk pikiran khawatir dan menebak - nebak reaksi suaminya jika dia sudah sampai di kota tempat suaminya bekerja. Bagaimanakah perasaan suami saat istri melancarkan niatnya untuk memberitahu suaminya tentang keputusannya.

Suami terperangah mendapati istrinya sudah berada di dalam apartemen ketika dia pulang kerja. Ia terkejut mendapati istrinya membawa koper yang sangat besar. Istri berbasa - basi dulu dengan membuatkan kopi kesukaan suaminya. Suami merasa gelisah antara senang istrinya ada dan marah atas peristiwa yang telah terjadi. Suami hanya duduk di sofa memperhatikan istrinya dari belakang. Sungguh menarik hati setiap pria yang memandanginya.

Istri berbalik sambil membawa secangkir kopi nikmat favorit suaminya. Ia duduk rapat sekali di samping suami. Istri menyerahkan kopi plus sebuah senyum kecil yang pasti meluluhkan hati setiap pria yang melihatnya. Sekejap suami terlena namun kesadaran akan amarahnya membuat dia hanya tersenyum sinis. Istri membelai lembut lengan suaminya sambil berkata maaf.

Istri menjelaskan semua alasan atas peristiwa yang terjadi saat itu. "Maafkan aku Honey. Beberapa bulan ini tingkat stresku meningkat karena pekerjaan. Dan.. karena suatu hal lagi. Sebenarnya aku tak ingin memberitahumu dulu hingga aku benar - benar yakin akan keputusannya. Aku hamil, sudah 2 bulan ini. Awalnya aku tak percaya, tapi ibu meyakinkan bahwa tanda - tanda yang kutimbulkan merupakan tanda awal kehamilan. Karena itulah aku sering online dan browsing karena aku mencari informasi seputar kehamilan. Sebenarnya, minggu depan aku akan tes USG di rumah sakit. Tapi, kejadian 3 hari yang lalu membuatku merasa tersiksa, takut kamu akan salah paham. Sebelum berangkat kesini, ayah menemaniku mengambil hasil tes dan aku positif hamil. Ayah senang sekali kita akan mempunyai anak. Untuk itulah, ayah mengantarkanku ke bandara dan mengijinkan aku bersamamu selama seminggu disini. Aku mengambil cuti. Aku ingi memperbaiki semuanya dan mengembalikan kembali kehangatan keluarga kecil kita. Aku sudah membeli tiket liburan ke Bali selama 4 hari. Mari kita menyatukan kembali kita dan calon penghuni baru di keluarga kita."

Setelah mendengar penjelasan dari istri, suami tak mampu berkata apa - apa. Matanya berkaca - kaca. Ego prianya jatuh bebas dan hancur berkeping - keping. Segala prasangkanya menjadi pisau tajam yang menyayat hatinya. Dia menyesal telah berfikir istrinya telah melupakan cintanya. Suami merengkuh istrinya, mendekap erat dalam pelukan seakan tak akan bisa terlepas. Suami hanya mampu mengecup kening istrinya. Dia meraba perut istrinya dan mencium calon anaknya. Ditatapnya lekat - lekat mata istrinya. Dikecup hangat bibirnya kemudian dian berkata, "Terima kasih banyak istriku, maafkan aku telah berfikir jahat tentangmu. I love you forever and ever". (Eunchie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar