Rabu, 22 Oktober 2014

Another Love Story 1 (part 2)

Ketika semua peristiwa sudah terlewati, Agasa menyatakan rasanya pada Chyntia. Di suatu malam berhujan lebat, Agasa memberikan jaket yang dipakainya pada Chyntia meskipun dirinya menggigil kedinginan. Ia mengeluarkan cokelat dari saku dan memberikan pada Chyntia agar dia mampu bertahan. Chyntia hanya bisa terpaku melihat keadaan Agasa, tak tahu harus mengatakan apa lagi. Secepat petir menyambar, Agasa berucap "Aku sayang kamu". Chyntia tak percaya pada pendengarannya sehingga meminta Agasa mengulang bicaranya. "Aku sayang sama kamu Chyntia, meskipun aku ga lebih sempurna dari orang - orang yang pernah mengisi hatimu, aku pasti bisa lebih membahagiakanmu dari pada mereka". Sekejap itu air mata Chyntia menetes, tidak tahu mengapa, hanya menangis yang dilakukannya. Hatinya terasa hangat namun badannya tiba - tiba menggigil hebat. Agasa bingung melihat keadaan Chyntia. Dia menyesal sudah mengungkapkan perasaannya di saat yang tidak tepat.

Chyntia terbaring di atas ranjangnya. Mendekap erat selimut tebal, hangat. Otaknya berat dan panas. Yang ada dalam pikirannya hanya Agasa dan segala kejadian bersamanya. Haruskah Chyntia menerima cinta Agasa, seorang lelaki yang selalu membuatnya merasa hangat dan menjadi orang baik. Tanpa disadari, air mata mengalir deras di pipinya. Suatu momen mengharukan dalam hidup Chyntia. Merasakan menjadi seorang perempuan yang dicintai sepenuh hati. Chyntia bangkit dari tidurnya. Bergegas ia mengambil telepon dari dalam tasnya. "Halo.. Agasa... Aku..aku..sayang kamu juga.." tutt..tutt...tut... buru - buru telepon ditutup oleh Chyntia. Jantungnya berdebar - debar tidak karuan.

Mentari pagi hangat menembus kaca jendela sebesar dinding rumahnya. Sinarnya menyapa tubuh Chyntia yang masih tersungkur di sofa empuk menikmati kemalasan bangun pagi.Tiba - tiba terdengar pintu diketuk. Setengah sadar hatinya menggumam "Ahh.. biarkan saja, paling juga si mbak datang buat bersih - bersih". Tak lama kemudian terdengan pintu diketuk lagi beberapa kali. Mau tak mau, Chyntia bangun membukakan pintu dengan mata menyipit. Ketika ia membuka pintu, matanya langsung membelalak. Bagaimana tidak, di hadapannya sudah berdiri seorang Agasa di pagi hari dalam dandanan yang sudah rapi. Chyntia sama sekali tidak menyangka seorang Agasa yang susah bangun pagi kini sudah siap menjemputnya kuliah pada pukul 05.30 pagi.

Hari berganti hari, mereka menjalani status sebagai sepasang kekasih. Chyntia tak pernah lupa dan tak pernah lelah untuk memberi cinta, kasih dan perhatian kepada Agasa. Kini dunia yang ia jalani tak lagi sepi karena ada Agasa. Setiap malam dia menulis perasaannya pada lembar - lembar kertas di buku. Semuanya bercerita tentang cinta dan kesetiaannya pada Agasa. Hanya itu yang dia punya untuk semangat esok pagi, tak mau yang lain.

Minggu berganti minggu, ada sesuatu yang berbeda di hati Chyntia. Ada perasaan aneh yang menyelimuti dirinya. Dia mencoba mengenyahkan prasangka dan pikirannya, hanya percaya pada cintanya. Semakin lama perasaan itu semakin kuat. Ia merasakan ada yang salah dengan hubungannya.Dan saat malam tiba, ia selalu berdoa pada Tuhan. Hanya Tuhan yang mampu menjadi sahabat terbaik.

Esok harinya, Chyntia memberanikan dirinya membuka sedikit logika untuk cinta. Dia memperhatikan setiap detik moment yang ia jalani bersama Agasa. Chyntia bertekad untuk memahami apa yang terjadi. Chyntia berharap hanya ketakutan semu yang terjadi.

06.15 WIB
"Hai chayank.. makasih ya udah diantar.. Aku masuk kelas dulu ya.." Cyntia meraih tangan Agasa dan menggenggamnya
"Iya.. gpp.." Agasa menyunggingkan senyum manis dan menarik tangannya
 Agasa kemudian berlalu pergi meninggalkan Chyntia yang memandangi punggung Agasa.



-to be continued.. sorry.. I don't finish it yet..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar