Selasa, 03 Juni 2014

Pendakian Ke Gunung Semeru Bersama Jangkrik

Perjalanan ini menapak dari 26 Mei 2014 hingga 29 Mei 2014.

- 26 Mei 2014 -

Huuftttt... sudah jam 16.15 tapi pekerjaan di kantor masih menumpuk. Aku bergegas menyelesaikan tugas - tugasku. Di dalam benakku hanya ada bayangan gunung Semeru. Ahhh.. ingin sekali lekas pulang dan segera berangkat kesana.

Ba'da isya, akhirnya pekerjaan kantor selesai. Aku segera pulang ke rumah dan menuntaskan packing. Denhan hati deg - degan aku meminta ijin sekali lagi ke orang tuaku agar dibolehkan berangkat. Tuhannn.. semoga perjalanan ini Engkau berkahi.

packing
Terima kasih sayangku FTPU. Kau berhasil meyakinkan orang tuaku untuk merelakan aku kembali merasakan nikmatnya naik gunung. Setelah hampir 8 tahun aku terpisah dari suasana gunung, tahun ini, bulan ini, aku diberi kesempatan mencium harumnya petualangan ke gunung Semeru.

Tepat pukul 9 malam kami berangkat ke desa Tumpang, Malang. Sampai disana sudah lewat tengah malam. Untunglah masih ada manusia super baik hati yang bernama Mbak Nur yang rela menjadikan rumahnya sebagai tempat singgah para pendaki seperti kami. Terima kasih buat keluarga Mbak Nur yang menyambut dan menyuguhkan keramahan kepada setiap pendaki yang melepas lelah di desa Tumpang.

- 27 Mei 2014 -

Pertemuan ini tidak sengaja. Tapi, saya percaya bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Selalu ada alasan mengapa Tuhan mempertemukan manusia satu dengan manusia lainnya. Hari ini awal pertemuan kami dengan mereka, mereka yang benar - benar asing. Sembilan orang dari berbagai daerah di Indonesia bertemu disini, di depan kamar mandi rumah Mbak Nur. Mereka dan kami bergabung menjadi kita, yang disebut tim Jangkrik Boss. Kita.. adalah para orang gila yang terikat pada satu takdir, petualangan.

Bang Tompel, Bang Iyan, Gecol, Dany, Gilang, Bang Robert, Bang Bayu, Fedi, Hasenda, Fian dan Ucik.
Sebelas orang dengan satu tujuan yang sama, Semeru.

menunggu angkot mogok ga kuat naik
sudah sampai di terminal
Jam 8, para JB berangkat ke Ranupane. Dulu, transportasi dari Tumpang ke desa Ranupane cukup menggunakan truk yang mengantar langsung. Dengan adanya peraturan baru dari dinas perhubungan, kami harus naik angkot dulu ke terminal ranupane kemudian oper naik jeep atau truck ke pos perijinan Ranupane. Perjalanan menuju Ranupane is so amajing. Lukisan Tuhan terpampang sangat indah. Pemandangan puncak Mahameru dan lembah gunung Bromo terhampar menyejukkan mata.

puncak Mahameru selama perjalanan ke Ranupane

mau yang mana ?
lembah arah ke Bromo

Tepat pukul 13.00, para JB memulai pendakian. Disertai doa dalam barisan melingkar dan semangat yang diteriakkan, para JB melangkah penuh kebanggaan dan harapan menuju ke puncak.

Danau Ranu Pane

Ranu Kumbolo

Para Brader JB
Sepanjang perjalanan, tidak ada rasa lelah di kaki dan punggung saya. Para brader JB sungguh luar biasa bersemangat dan gokil. Rasanya hidup saya tidak ada masalah, hanya tertawa menyimak humor mereka. Dari mereka saya belajar satu pelajaran penting, kepercayaan. Tanpa kepercayaan, bagaimana mungkin mereka bisa mengijinkan saya bergabung dalam kelompok mereka. Tanpa kepercayaan, bagaimana mungkin mereka bisa rela mengambil tanggung jawab atas saya di dalam kelompok mereka. Saya.. saya yang mereka kenal beberapa menit yang lalu. Terima kasih braders.. Terima kasih FTPU, kamu sudah berjuang menjaga dan memenuhi keinginanku.

paling seneng liat dia tidur
Matahari mulai bersembunyi di balik bumi. Cahayanya sedikit demi sedikit memerah di balik samudra awan. Kami akhirnya sampai di Ranu Kumbolo saat bintang telah menari di langit malam. Ahhhh.. perasaan bahagia ini kembali muncul.. Sama seperti perasaanku saat pertama kali aku melihat bintang dan langit malam di puncak gunung Penanggungan. Hmm.. sudah lama sekali kiranya, 10 tahun yang lalu.

Selamat malam sayang.. selamat malam kehidupan.. selamat malam angin.. selamat malam dunia..





- 28 Mei 2014 - 

Hhhooaaaammm... Fajar mulai menyingsing. Warna merah dan orange mengintip dari cekungan dua bukit di atas danau Ranu Kumbolo. Subhanallah.. Sungguh Maha Besar Allah..

Sunrise di Ranu Kumbolo
Asap yang keluar dari mulut, tubuh yang menggigil di balik jaket tebal, kaki yang gemetar di dalam kaos kaki, telinga yang membeku di balik rambut, semuanya tak terasa ketika matahari memutuskan terbit di tengah cuaca yang cerah dan langit yang jernih.

In front of lembah oro oro ombo
menatap lukisan Tuhan
say cheese
Terima kasih Allah.. Engkau masih memberikan mata untuk melihat, hidung untuk bernapas, telinga untuk mendengar, mulut untuk berbicara, tangan untuk menggenggam, kaki untuk melangkah, badan untuk berdiri dan hati untuk mencintai. 



Yaaa.. hati untuk mencintai. Terima kasih juga ya Allah.. Engkau menganugerahkan aku seseorang bernama FTPU agar aku bisa merasakan mencintai seseorang dengan sangat. Terima kasih sudah mempertemukan aku dengan FTPU agar aku bisa belajar menghargai apa yang aku punya. Terima kasih sudah membiarkan aku memiliki FTPU agar aku belajar untuk menjaga. Dan terima kasih sudah memenuhi hatiku dengan keikhlasan agar aku kuat dan terlatih patah hati.

FTPU.. satu nama yang mampu membolak balikkan perasaan saya. FTPU.. satu nama yang ingin sekali kujadikan imam dalam hidupku. FTPU, satu nama yang tetap muncul bayangannya meskipun 25 jam saya bekerja. Dan disini, nama itu sekali lagi menusuk dalam hati ini. Tapi aku tetap menjadi seorang cewek lemah yang selalu mengalah karena cinta.

Di atas tanjakan cinta, aku menggantungkan takdirku selanjutnya. Di atas tanjakan cinta, aku berdoa agar ruang di hatinya hanya dipenuhi oleh namaku, olehku. Di atas tanjakan cinta aku memanjatkan doa agar hati ini tidak lagi terluka seperti di masa lalu. Di atas tanjakan cinta hati ini berharap agar dia yang bernama FTPU mampu melepaskan segala masa lalunya. Hanya ada kita dan masa depan.

Prepare ke Tanjakan Cinta

Landscape Gunung Semeru dari atas Tanjakan Cinta
Perjalanan para JB berlanjut ke Kalimati. Sebelum sampai sana, para JB melewati sebuah kebun bunga ciptaan Tuhan. Kebun bunga lavender dan edelweis di lembah dua bukit. Padang bunga itu bernama Oro - Oro Ombo. Berjalan diantara nya seperti surga. Wangi semerbak bunga. Malam kedua ini, para JB mendirikan rumah sementara di pos Kalimati.

- 29 Mei 2014 -

Tidak banyak yang bisa saya tuliskan disini. Hanya para JB yang bisa merasakan. Langkah demi langkah dimulai sejak pukul 00.00 menuju ke puncak Mahameru. Tiga langkah mendaki hanya menghasilkan satu langkah maju. Tak ada lagi yang dapat mendorong sampai ke puncak kecuali semangat.

dari pinggir jurang

And here they go.. The Top of Mount Semeru.. Samudera di atas awan...

Bang Iyan lagi Pose
4 personil Jangkrik lagi pengibaran bendera

Terima kasih kepada seluruh kawand kawand yang tergabung dalam tim Jangkrik Boss


Jangkrikkkk Booosssssss



Tidak ada komentar:

Posting Komentar