Jumat, 19 April 2013

Wisata Hutan Mangrove Surabaya

Siapa bilang kalau Surabaya tidak punya tempat wisata alam. Sejak tahun 2010, walikota Surabaya (pada saat itu Bambang D.H) meresmikan tempat wisata baru di Surabaya yaitu Hutan Bakau (Mangrove) Surabaya. Lokasinya berada di daerah Wonorejo, Rungkut. Lokasinya cukup jauh dari pusat kota.  Transportasi juga masih cukup sulit untuk menuju lokasi wisata. Sampai saya menulis ini, belum ada transportasi angkutan umum yang menjangkau daerah wisata. Pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi. Karena lokasi hutan berbatasan langsung dengan laut maka jarak dari jalan raya hingga ke pintu masuk cukup jauh & tidak ada penerangan (lampu) jalan. Saya  sarankan untuk tidak menuju atau pulang dari tempat tsb setelah jam 4 sore.


Woww.. susah ya kalau mau kesana.. Hehehe.. tapi tentu saja usaha yang kita keluarkan diimbangi dengan suasana yang ditawarkan disana. Memasuki area parkir, ada sentra warung yang buka sejak pagi sebelum loket tiket buka. Para wisatawan bisa menikmati sarapan dulu sebelum jalan - jalan di sepanjang dermaga.

Sambil menunggu loket tiket buka, kita bisa menelusuri dermaga di dalam hutan. Sepanjang jalan kita bisa menikmati suasana hutan mangrove & burung - burung laut yang hinggap disana. Jika kita beruntung, kita bisa melihat monyet - monyet sedang bermain. Sayangnya waktu itu saya tak menjumpai monyet liar sama sekali.




Masuk ke dermaga tsb tidak membutuhkan biaya alias gratis. Banyak pasangan yang akan menikah menggunakannya sebagai tempat foto pre wedding. Jika ingin foto pre-wed atau foto model disana, datanglah sebelum jam 6. Pengalaman saya, jika di atas jam 6 maka lokasi wisata sudah ramai sehingga untuk mendapatkan angel foto menjadi terbatas.








Jam 9 tepat, loket pembelian tiket naik perahu dibuka. Tarif yang dikenakan Rp 25.000 / orang dewasa & Rp 15.000 / anak dibawah 12 tahun. Setelah membeli tiket, kita akan diajak menaiki perahu naga (perahu nelayan) menuju dermaga ujung.

Setelah sampai di dermaga ujung, bukan resort - resort atau rest area mewah yang kita jumpai namun berupa hutan bakau yang rimbun. Jalan yang dilewati merupakan jalan setapak tanpa lampu. Jalan setapak itupun masih terbuat dari anyaman bambu. Hmm... menegangkan.. Menyusuri jalan setapak, kita bisa sampai di 2 pos pantau yaitu pos pantau yang dibangun oleh kepolisian & Pertamina. Saya lebih menyarankan untuk beristirahat di pos pantau Pertamina. Pemandangan & kondisi pos lebih bagus disana.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar