Selasa, 21 Juli 2015

Aku dan Dirimu

Duhai cintaku.. sayangku.. lepaskanlah..
Perasaanmu.. Rindumu.. Seluruh cintamu..
Dan kini hanya.. Ada.. Aku.. Dan Dirimu..
Sesaat.. Di keabadian..

**************************

Aku baru menyadari jika hanya lagu itu saja yang kudengar sepanjang perjalanan ini. Entah.. apa karena perjalanan ini yang tak kunjung sampai atau pikiranku yang tak kunjung waras. Tuhan.. hanya Engkau lah yang memahami hatiku saat ini.. Aku pun tak tahu apa yang sedang kualami.

Ah.. gerimis dan macet.. menambah syahdu suasana saja. Kutolehkan kepalaku ke kiri. Ternyata mobilku berhenti tepat di depan sebuah kedai kopi. Di dalamnya ada sepasang anak muda yang sedang duduk berhadapan sambil makan cokelat silverqueen. Sial.. mengapa pemandangan ini yang muncul sih.. gerutuku dalam hati. Seketika itu memoriku menerawang jauh ke alam masa lalu. Tepat delapan tahun lalu, dimana aku dan dirimu duduk berdua menunggu gerimis di dalam kedai kopi pinggir jalan. Kamu menggenggam tanganku erat membuat tubuhku semakin menggigil kedinginan karena hujan dan gugup.

Ah.. andai kau tahu apa yang kurasakan saat ini. Sedang apakah kau disana. Bagaimanakah kabarmu. Apakah kau sudah benar - benar melupakanku ataukah masih menempatkanku di hatimu. Semuanya mengalir begitu saja. Diam - diam kupanjatkan doa untukmu di dalam hatiku. Apapun yang terjadi, biarlah Allah menjagamu. Apapun yang terjadi, biarlah Allah menyayangimu lebih dari diriku.

****************************

Jika sang waktu... Kita hentikan...
Dan segala mimpi-mimpi.. Jadi kenyataan..
Meleburkan semua batas...
Antara kau dan aku.. Kita ..

*****************************

Kualihkan pandanganku dari kedai itu. Berharap memoriku juga ikut lenyap bersama hembusan angin di jalanan. Kuraih ponsel di dalam tas. Untunglah selalu ada gadget satu ini yang selalu setia menemaniku kapan saja. Aku browsing - browsing desain sebagai referensi kerjaku. Kutemukan satu desain shabby yang manis sekali. Kubuka link web desain tersebut. Saat itu juga nafasku berhenti dan jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.

Ah.. mengapa kau muncul lagi di depan mataku. Pantas saja aku merasakan ada sesuatu yang familiar dari konsep desain tersebut. Tak kusangka, gambar itu adalah desainmu. Senyumku mengembang lebar sekali. Terbersit rasa syukur yang luar biasa kepada Allah atas apa yang kulihat. Kini kau sudah menuju jalan kesuksesanmu, seperti yang kau impikan sejak dulu. Kini aku lega karena apa yang kuyakini selama ini akan terbukti. Kepercayaanku sejak dulu bahwa kau akan menjadi sukses kini mulai menjadi kenyataan.

Ah.. kenyataan yaa.. aku lupa satu kata itu.. Kenyataan.. Kenyataan bahwa kini aku telah benar - benar kehilanganmu. Kenyataan bahwa kini aku telah benar - benar tak berhak atasmu, bahkan memandangmu pun aku tak punya hak. Air mata.. semoga kau tak meleleh saat ini.. Atau aku tak akan bisa menghentikannya lagi.

**************************

Duhai cintaku.. sayangku.. lepaskanlah..
Perasaanmu.. Rindumu.. Seluruh cintamu..
Dan kini hanya.. Ada.. Aku.. Dan Dirimu..
Sesaat.. Di keabadian..

**************************

Kutarik nafasku sangat.. sangat.. panjang... Kumatikan kembali ponselku dan kusimpan di dalam tas. Kutarik mataku lurus kedepan. Inilah jalan yang sudah kupilih.

Tanpa kusadari, laki - laki yang duduk di sebelahku sedari tadi sedang memperhatikanku. Aku menoleh padanya. Diusapnya pipiku denga lembut dan bertanya padaku.

"Apakah kau baik - baik saja ? Sepertinya ada sesuatu yang mengganggumu"

Aku tersenyum padanya. Kugenggam tanganya yang masih menyentuh pipiku.

"Aku baik - baik saja kok... Jangan kawatir"

Pandanganku kualihkan lagi lurus ke depan kemudian kumatikan tape mobil yang sejak tadi tak berganti lagu.

Kulesatkan segala memori itu jauh di atas langit. Aku menoleh kembali pada laki - laki itu. Aku kembali tersenyum padanya, pada laki - laki yang kuberi gelar, suamiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar