Rabu, 22 Oktober 2014

You..

Hey.. harusnya kamu tahu jika aku masih mencintai kamu seperti tahun pertama kita bersanding. Rasa sayang ini tak pernah memudar dan berpendar. Rasa kasih ini semakin menggulung bak bola salju setiap tunggal hari yang kita lalui. Aku memahami bahwa kau pun juga begitu padaku.

Hey.. maafkan aku karena aku lebih mampu berucap lewat goresan pena daripada bibirku. Aku manusia yang tak mampu menggemakan isi hati dengan suara. Aku lebih suka menaruh sekotak kejutan di dalam tasmu atau menyuguhkan menu baru di piringmu. Tapi bukan berarti aku abaikan hadirmu.

Hey.. aku ingin bercerita tentang modernisasi di kota tempat kita berpijak. Tahukah kau rupanya manusia di kota kita hebat sekali. Setiap Sabtu kau ajak menikmati indahnya lifestyle kota kita. Setiap inci tempat itu menampilkan pemandangan menawan ciptaan Sang Kuasa. Both men and women are totally hot. Tekhnologi menjadi separuh jiwa para manusia kota kita. Saat ketika pertemuan menjadi momen berharga direnggut oleh autisme tekhnologi, kau pun lupa ada perempuan yang selalu menunggumu dalam satu meja.

Hey.. setiap bertambah satu malam yang kulewati, rasa sayang itu semakin bertambah. Tapi ada rasa lain yang menyeruak di dadaku, di kepalaku setiap malam. Jalan dan cara berpikir kita semakin berbeda. Maaf... aku tidak menumbuhkan niat untuk menghilang. Aku hanya ragu apakah kita bisa.. Duniamu yang sekarang tak kukenal. Dirimu yang sekarang tak kumengerti. Atau memang beginilah sebenarnya kamu sedari belum menjadi kata "kita".

Hey.. aku berterima kasih padamu. Kamu memberi warna warni dalam perjalanan nafasku. Berbagai jenis cuplikan kenangan sudah terekam di otakku dan tak akan terlupakan. Darimu aku belajar tentang jati diri, tentang kasih sayang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar